Penyebab dari penyakit alzheimer sendiri memang belum diketahui, akan tetapi beberapa faktor pun bisa dijadikan sebagai pendukung untuk meningkatkan resiko penyakit ini.
1. Umur
Bertambahnya usia adalah faktor risiko terbesar yang diketahui untuk penyakit Alzheimer. Alzheimer bukanlah bagian dari penuaan normal, tetapi seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat.
Satu studi, misalnya, menemukan bahwa setiap tahun ada dua diagnosis baru per 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun, 11 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun, dan 37 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 85 hingga lebih tua.
2. Genetik
Risiko kamu terkena Alzheimer agak lebih tinggi jika kerabat tingkat pertama – orang tua atau saudara – mengidap penyakit tersebut. Sebagian besar mekanisme genetik Alzheimer di antara keluarga tetap tidak dapat dijelaskan, dan faktor genetik kemungkinan besar kompleks.
Salah satu faktor genetik yang lebih dipahami adalah bentuk gen apolipoprotein E (APOE). Variasi gen, APOE e4, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, tetapi tidak semua orang dengan variasi gen ini mengembangkan penyakit tersebut.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi perubahan langka (mutasi) pada tiga gen yang secara virtual menjamin seseorang yang mewarisi salah satunya akan mengembangkan Alzheimer. Tapi mutasi ini terjadi kurang dari 1 persen orang dengan penyakit Alzheimer.
3. Gaya hidup
Ternyata gaya hidup yang kurang sehat pun bisa menjadi salah satu penyebab seseorang menderita alzheimer.
4. Memiliki daftar riwayat penyakit tertentu
Bagi yang memiliki daftar riwayat penyakit hipertensi, kardiovaskular, diabetes, obesitas, hiperkolesterolemia serta meningkatnya kadar homocyteine, kamu perlu untuk waspada.
5. Perempuan
Penderita alzheimer sendiri kebanyakan perempuan dibandingkan dengan kaum pria.
Jika kamu ataupun anggota keluarga memiliki gejala penyakit alzheimer seperti yang tertera di atas, lebih baik untuk membawa dan berkonsultasi dengan dokter ahli.
6. Gangguan Kognitif Ringan
Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau keterampilan berpikir lain yang lebih besar dari yang diharapkan untuk usia seseorang, tetapi penurunan tersebut tidak menghalangi seseorang untuk berfungsi dalam lingkungan sosial atau kerja.
Orang yang mengidap MCI memiliki risiko signifikan terkena demensia. Ketika defisit MCI utama adalah ingatan, kondisinya lebih mungkin berkembang menjadi demensia karena penyakit Alzheimer. Diagnosis MCI memungkinkan orang tersebut untuk fokus pada perubahan gaya hidup sehat, mengembangkan strategi untuk mengkompensasi kehilangan ingatan dan menjadwalkan janji temu dokter secara teratur untuk memantau gejala.
7. Pola Tidur yang Buruk
Penelitian telah menunjukkan bahwa pola tidur yang buruk, seperti sulit tidur atau tertidur, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.