Pada kehamilan ektopik, janin tidak dapat berkembang secara normal. Kondisi ini membahayakan untuk keselamatan ibu hamil.

Selain itu, kehamilan ektopik juga dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi berupa perdarahan berat, syok, bahkan kematian.

Oleh karena itu, kehamilan ektopik perlu ditangani oleh dokter melalui obat-obatan maupun operasi, tergantung pada perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur. Berikut penjelasan mengenai beberapa penanganan yang akan dilakukan dokter untuk menangani kehamilan ektopik:

1. Obat Suntik

Suntik methotrexate dapat diberikan untuk menghentikan kehamilan ektopik tahap awal. Setelah pemberian suntikan, dokter akan memantau kadar hormon hCG dalam darah tiap 2–3 hari hingga kadarnya menurun. Menurunnya kadar hCG menandakan kehamilan sudah tidak lagi berkembang.

2. Operasi laparoskopi

Kehamilan ektopik bisa merusak tuba falopi dan jaringan sekitarnya. Jika salah satu atau kedua tuba falopi rusak, dokter akan melakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat tuba falopi tersebut.

Namun, bila memungkinkan, bagian tuba falopi tersebut cukup diperbaiki tanpa harus diangkat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang hamil di kemudian hari.

3. Operasi laparotomi

Pada pasien kehamilan ektopik yang mengalami perdarahan berat, dokter akan melakukan tindakan darurat berupa operasi laparotomi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai jalan untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang pecah.

Setelah pengobatan, dokter akan menyarankan pasien memberi jeda waktu 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya. Tujuannya adalah agar rahim pulih sempurna dan mengurangi risiko kehamilan ektopik terjadi lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *