Fimela.com, Jakarta Banyak dari kita menganggap anak gemuk merupakan anak yang sehat dan menggemaskan. Namun, harus hati-hati jika berat badan anak melebihi garis kurva pertumbuhan anak bisa jadi si kecil mengalami obesitas.
Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) – Ketua Pengurus Pusat IDAI mengatakan anak obesitas bukan hanya menganggu pertumbuhan anak, melainkan dapat berpengaruh saat dewasa terjadi penyakit kardiovaskular.
“Kalau saat anak-anak sudah obesitas nanti dewasa bisa terkena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, liver, hingga meningkatkan kematian,” ujar Dr Piprim dalam acara Obesitas Pada Anak dan Dampaknya secara virtual.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, dr Muhammad Faizi, Sp.A(K), juga mengatakan jika anak yang obesitas sejak balita, akan terus mengalaminya hingga tua. Hal ini dikarenakan anak mengalami obesitas, jumlah sel lemaknya akan bertambah. Sedangkan jika obesitas terjadi saat sudah dewasa, sel lemaknya hanya membesar, tidak bertambah.
“Meski saat remaja berat badannya sudah normal, biasanya akan kembali lagi mengalami obesitas saat dewasa atau tua,” katanya.
dr. Faizi juga mengatakan anak obesitas akan mengalami kulit pecah-pecah dan menghitam. Bisa juga terjadi diabetes tipe 2, pcos, tumor kepala, pertumbuhan tulang, hingga memengaruhi psikologi.
“Anak obesotas kurang vitamin D akan berpengaruh pada tulangnya. Kaki akan bengkok karena beban tubuhnya. Hingga psikologis anak terganggu karena mendapat bully dari teman-teman,” ujarnya.