1. Hipotensi ortostatik

Hipotensi ortostatik terjadi ketika adanya penurunan tekanan darah akibat perubahan posisi tubuh yang terlalu cepat, seperti dari posisi duduk ke berdiri atau dari posisi tidur ke berdiri.

Ketika mengalami kondisi ini, kamu akan merasakan pusing, berkunang-kunang, atau adanya sensasi seperti hendak pingsan. Gejala tersebut umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit dan mereda dengan sendirinya setelah tekanan darah kembali normal.

2. Olahraga intensitas tinggi

Tidak hanya karena penyakit, darah rendah juga bisa disebabkan oleh aktivitas fisik yang terlalu berat atau olahraga intensitas tinggi. Efek ini bisa terjadi dalam waktu singkat setelah berolahraga atau dalam jangka panjang pada orang yang rutin olahraga.

Beberapa riset menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat, seperti para atlet, biasanya memiliki tekanan darah yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan gerakan tubuh saat berolahraga dapat meningkatkan pasokan oksigen di dalam tubuh.

3. Gangguan kelenjar endokrin

Tekanan darah rendah juga bisa disebabkan oleh gangguan di kelenjar endokrin atau kelenjar penghasil hormon, seperti penyakit hipotiroid, penyakit Addison, dan penyakit hipoparatiroid.

4. Gangguan jantung

Masalah di jantung, misalnya aritmia, serangan jantung, dan gagal jantung, sering kali memicu darah rendah. Hal ini disebabkan oleh jantung yang tidak lagi kuat memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga memengaruhi tekanan darah dan mengurangi aliran darah.

Pada kasus yang lebih parah, penurunan tekanan darah dalam waktu cepat dan secara drastis juga bisa disebabkan oleh kondisi yang berbahaya, seperti henti jantung dan syok kardiogenik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *